Batang - Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom menyatakan,radikalisasi terorisme di Kabupaten Batang mengalami pasang surut, namun pada prisnsipnya masih dalam situasi yang kondusif.
Ia menyebutkan radikalisasi itu terpengaruh oleh media-media sosial, sehingga mereka yang disini tidak terhubung kelompok besar di Indonesia, tapi sebenarnya terhubung dengan luar, bahkan di Syriah.
“Ini fenomena radikalisasi di Kabupaten Batang. Tapi saya yakin dengan kepemimpinan beliau (Bupati Batang Wihaji) pasti bisa selesai,” kata Irjen Marthinus Hukom, usai menghadiri pendalaman wawawan Kebangsaaan dan pembaretan ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) Markas Komando (Makoda) Batang di Pendopo Kabupaten Batang, Sabtu (26/3).
Polisi sebagai penegak hukum saja, lanjut dia, berkomitmen membangun keasadaran masyarakat.
Dijelaskannya, untuk menetralisir paham-paham yang dianggap radikal dan membahayakan yaitu dengan cara pendekatan tanpa kekerasan atau Deradikalisasi.
“Deradikalisasi dilakukan terhadap tersangka, terpidana dan mantan terpidana hingga seluruh keluarganya. Kita melakukan pendekatan, dimana merangkul semua pelaku terorisme dengan merubah mindsetnya dengan membangun kesadaran. Prinsipnya memanusiakan mereka,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji mengapresiasi kegiatan pembaretan PGN, dimana ormas tersebut dipimpin oleh Gus Nuril.
“PGN merupakan entitas yang menjaga Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI), maka saya support. Prinsipnya menekankan kembali pentingnya Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945,” jelasnya.
Ia juga berharap, kepada masyarakat Kabupaten Batang agar dalam berorganisasi harus yang memiliki idiologi Pancasila dan UUD 1945.
“Kita dalam berorganisasi ataupun mengikuti sesuatu harus jelas, kalau bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika pasti negara akan hadir menghukumnya,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Makoda PGN Umar Abdul Jabar mengatakan, kegiatan pendalaman wawawasan kebangsaan dan pembaretan ini dalam rangka menjaga keutuhan NKRI dalam mencegah radikalisme.
“PGN di Batang sudah dua tahun dengan total anggota 1.066 orang. Karena dua tahun ada COVID-19, maka baru tahun ini kita lakukan pembaretan,” terangnya
Untuk menangkal paham - paham radikalisme di media sosial, PGN memiliki devisi media sosial yang siap menangkal berita hoaks dan paham radikalisme.
“Kita sudah siapkan tim detasemen khusus Cyber sekitar 100 orang yang telah dilatih penangkalan radikalisme, dengan cara kerja identifikasi jaringan dan idiologi yang berkembang di Batang,” ujar dia.
Setelah melakukan identifikasi, tim Cyber dari detasemen khusus PGN melaporkan PGN tingkat wilayah dan pusat.
“Kita identifikasi, laporkan sesuai jenjang di PGN, setelah itu PGN pusat menginformasikan ke Densus 88 Antiteror,” imbuhnya,